IBL Indonesia |
Jika dilihat lagi ke belakang di mana IBL pertama kali diselenggarakan pada tahun 2003 untuk menggantikan format Kobatama itu ternyata berjalan sukses. Namun di tahun-tahun terakhirnya malah berjalan kurang baik dan sempat berjalan tanpa sponsor utama. Bahkan perwakilan klub meminta kepada PT. DBL Indonesia untuk menjadi operator liga baru dengan keadaan suramnya IBL pada tahun tersebut. PT. DBL Indonesia sendiri merupakan penyelenggara kompetisi bola basket pelajar terbesar di Indonesia sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam menjalankan liga. IBL jilid pertama-pun berakhir pada tahun 2009.
Pada tahun 2010 liga baru yang dikelola DBL Indonesia berjalan dengan nama NBL Indonesia. NBL Indonesia membawa banyak perubahan bagus di liga.
Pamor basket semakin lama semakin naik, jumlah pertandingan semakin banyak, liga yang semakin dekat dengan penggemarnya, banyak merchandise yang dijual, informasi yang lengkap baik jadwal pertandingan ataupun statistik dapat diliihat di website resmi NBL Indonesia, dan masih banyak perubahan yang lainnya. Suksesnya NBL Indonesia juga mampu menarik minat sponsor-sponsor besar hadir untuk bekerjasama. Tidak main-main, bagi penyabet gelar MVP mendapat hadiah sebuah mobil dari sponsor waktu itu. Mainbasket.comQuote di atas menggambarkan keadaan basket di Indonesia saat itu. Bagaimana MVP saja mendapat hadiah mobil dari sponsor. Tentu dengan adanya hadiah ini dapat menaikan gengsi olahraga basket itu sendiri. Sayangnya dengan perubahan baik di atas ternyata tidak membuat NBL Indonesia bertahan lama, NBL berakhir di musim 2014-2015.
Kabarnya NBL berakhir karena penyelenggaraan tidak mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Padahal basket sedang naik-naiknya tapi NBL malah berakhir, sungguh disayangkan. Dengan berakhirnya NBL maka liga baru yang diusung Starting Five dengan nama IBL ini dimulai. IBL jilid dua ini memiliki slogan “Reborn”. Dengan melihat kesuksesan NBL tentunya sulit untuk menyamai capaian tinggi tersebut. IBL Reborn membawa hal-hal baru di dalamnya. IBL bisa disiarkan melalui televisi, meskipun NBL juga pernah ditayangkan di televisi yang saya ingat itu waktu Deny Sumargo masih bermain untuk Garuda Bandung entah tahun berapa. Setidaknya ini merupakan hal positif bagi penggemar basket. Selain itu juga semua pertandingan bisa disaksikan dengan streaming melalui akun official IBL di YouTube secara live dan gratis. Ini bagus sekali mengingat NBL pernah disponsori perusahaan telekomunikasi yang jika kita ingin melihat pertandingan dengan cara streaming harus register dan tidak gratis.
Dengan perubahan-perubahan baru itu ternyata belum cukup bagus jika dibandingan dengan NBL. Saat ini saja belum ada kepastian untuk musim selanjutnya. Hal ini berdampak pada salah satu klub yaitu Bimasakti Malang yang memutuskan untuk bubar, sungguh sangat disayangkan tentunya dengan keadaan seperti ini. Ada lagi rumor dari tim besar Garuda Bandung yang dikabarkan kesulitan finansial.
Di tengah kekosongan liga saat ini, untungnya masih ada kabar baik. Ada beberapa turnamen yang digelar di antaranya Perbasi Cup pada bulan Oktober dan Jawa Pos Pro-Tournament pada bulan Desember.
Mendengar berita tersebut membuat saya sedikit lega karena akhirnya bisa melihat tim-tim basket terbaik di tanah air kembali bertanding, namun di sisi lain saya sedikit mengerutkan dahi. Pasalnya kondisi saat ini saya lihat sama halnya dengan kondisi olahraga saudara-saudara kita di sepak bola di mana tidak ada kejelasan liga yang resmi dari pengurus pusat dan hanya diisi dengan beberapa turnamen.
Mudah-mudahan saja ada kabar baik tentang keberlangsungan liga secepatnya demi kebaikan olahraga basket di Indonesia itu sendiri tentunya.
referensi : mainbasket.com
「Dani Kustiawan」